Peringati Hari Tanah Sedunia, Museum Tanah Bogor Open House Untuk Kaum Milenial
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-6620129223795654", enable_page_level_ads: true }); </script>
BOGOR -
Pustaka Kementrian Pertanian Bogor selaku pengelola Museum Tanah bekerjasama dengan Konsil Pusaka dan Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian ( BBSDLP ) dalam rangka memperingati Hari Tanah Sedunia menggelar acara "Open House dan Dialog dengan Generasi Milenial di Komplek Museum Tanah, Jalan Ir. H Djuanda No. 98 Kota Bogor, Rabu (5/12/2018).
Setelah diluncurkan pada 5 Desember 2017 lalu, Museum Tanah ini semakin hari semakin ramai dikunjungi oleh dari berbagai kalangan, terutama para pelajar, mahasiswa, peneliti, masyarakat umum baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Bagaimana tidak Museum ini pastinya memiliki keunikan dan historis tersendiri.
Disampaikan oleh Koordinator Museum Tanah Bambang Winarko, bangunannya adalah bangunan peninggalan Belanda, dibangun pada tahun 1880 dan memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi sebagai warisan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan budaya,"ujarnya.
"Museum ini memiliki warisan dokumen hasil penelitian tanah berupa publikasi ilmiah dan peta-peta tanah sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda hingga kini, museum ini juga memiliki koleksi mikro monolid tanah yang diambil dari seluruh pelosok tanah air. Selain itu koleksi museum ini juga merupakan proses perkembangan ilmu tanah nasional yang juga merupakan rujukan ilmu tanah internasional terutama untuk tanah-tanah tropika", tutur Bambang.
Ir. Kusumo Nugroho selaku Peneliti Badan Litbang Kementrian Pertanian yang turut hadir didepan awak media turut menyampaikan, membangun museum yang bertaraf internasional itu bukan pekerjaan yang mudah, tetapi keseriusan Kementrian Pertanian berupaya untuk mewujudkan mimpi itu dan memang tidak diragukan lagi dengan berbagai persiapan yang sudah dilakukan", ucapnya.
"Dengan pengumpulan berbagai Artefak dari seluruh Indonesia dan mencari literatur sejarah pertanian yang bekerjasama dengan stakeholder terkait. Dan museum ini juga bisa diharapkan menggambarkan pertanian masa lalu dan bagaimana mimpi pembangunan dimasa yang akan datang", pungkasnya.
(Sally/d2n)