PKL Taman Topi Menolak di Relokasi ke PT Javana



BOGOR, INFO REALITA- Rencana Pemkot akan membangun Alun-alun kota Bogor, hal ini sudah sosialisasi kepada masyarakat terutama para Pedagang kaki Lima  di Taman Topi, hampir sekitar 190 bahkan 200 eks PKL Dewi Sartika dan Taman Topi yang setiap harinya berjualan hingga ke badan jalan, hari ini Senin (2/12/2019) telah dilaksanakan penertiban kios dan lapak PKL oleh aparat gabungan yang melibatkan Satpol PP, TNI, Polri, Camat Bogor Tengah dan juga Lurah Cibogor.  Penertiban lapak PKL, dengan menggunakan alat berat, berjalan kondusif dan lancar.


Salah satu PKL, Aby, pedangang sepatu berhasil di wawancarai  mengatakan, mengenai penertiban PKL dan relokasi dia katakan "kami menolak jika relokasi ke PT Javana, ini bukan relokasi tapi dipaksakan, jika kami harus pindah kesana, rekan media bisa cek disana sepi dari pembeli belum lagi kiosnya mahal dan harus bayar retrebusi lainya, emang kita diajak untuk masuk dan ikut Kredit Usaha Rakyat (KUR) kalo mau di Javana, bukan kami menolak untuk jadi anggota KUR tapi disana tidak Efektif untuk para pedagang karena sepi, kalo ke PT Javana itu sudah dilakukan beberapa kali  tapi tidak berjalan, tetap aja pedangang berjualanya diluar "ujar Abi.

Saya hanya ingin bisa berjualan lagi dan saya akan melakukan upaya menghadap kepada pemangku kebijakan, saya tegaskan ini bukan relokasi tapi dipaksakan lihat pedangang kaki lima di depan Bolobudur padahal di dalam pasar kosong, karena pedangan mengeluhkan sepi dan tidak efektif kalo harus pindah ke Javana, hingga akhirnya dibuatlah itu Joning PKL Borobudur "tambahnya.


Sementara di tempat yang berbeda dijumpai Kadis UMKM, Anas Rasmana, menjelaskan hampir,  188 bahkan 200 PKL di Taman Topi ini akan masuk ke Nyi Raja Permas, dan sisanya bisa ke Javana, sekitar 85 ke pasar anyar dan 100 pedangang besi ke 70 ke pasar merdeka Dewi Sartika, ada sisa 30 ke Javana, Propindo  bisa ke pasar warung jambu, pasar merdeka banyak ko pilihanya tapi jika mau KUR dengan bunga rendah dan murah ya kejavana boleh kemana silahkan tidak dipaksakan semua harus ke Javana "ujar Anas. (Yn)