Polemik BPS Jilid 2 Kades Vs E-Warong Terus Bergulir
BOGOR, INFO REALITA- Program Bantuan Sosial Pangan (BSP) yang dulu disebut Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kembali berpolemik, kali ini terjadi antara Odi Marwan selaku Kepala Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Misja selaku salah satu pemilik Agen Bank BNI atau e-Warong
Permasalahan ini bermula ketika Odi Marwan meminta Misja menandatangani surat pernyataan untuk mengalihkan atau berhenti sebagai e-Warong penyalur BSP, namun Misja dengan tegas menolak untuk mendatangani surat tersebut. Tindakan Kepala Desa tersebut menurut Misja didasari oleh hasil kesepakatan BPD, LPM dan lainnya.
"Pada awalnya berdasarkan kesepakatan antara BPD, LPM dan lainnya sepakat untuk menyuruh Misja untuk tanda tangan, ketika saya lihat itu isinya, dalam isi surat itu, tapi suruh ikhlas ridho kalo bahasa kampung ya, disitu ada bahasa kalimat tidak ada pemaksaan, jadi saya gak mau, saya sampai 2 hari diuber-uber pihak desa mau minta tanda tangan, sampai saat sekarang saya gak tanda tangan," kata Misja kamis (2/7/2020).
Misja lebih rinci menerangkan bahwa Kepala Desa awalnya memaksa untuk segera ditandatangani Surat Pernyataan tersebut, sehingga dibawalah mesin Elektronic Data Capture ( EDC ) tersebut oleh pihak Desa. Namun Misja tidak tinggal diam, dirinya langsung melaporkan tindakan itu kepada Bank BNI.
"Maksa itu orang orang Desa, dari pada saya suruh tanda tangan bawa aja kata saya gitu mesin EDC, setelah itu ditaro didesa, saya laporan, dari pada ditaro di desa. Orang BNI kan saya telepon, ini gimana nih kata orang BNI, 'rusak atau hilang pak Misja yang disalahkan karena kamu agen', terpaksa saya laporan ke BNI, dari pihak BNI sementara diamankan diambil dari pihak desa itu EDC nya," ujar Misja
Lebih lanjut Misja juga mengatakan bahwa langkah itu diambil karena kenyamanan keluarganya mulai terganggu dengan polah tingkah Kepala Desa, akhirnya dirinya kembali ke Bank BNI untuk memblokir rekeningnya"Dari pada ketika saya gesek, saya menyalurkan, takut kaya Mandiri uangnya dipinta sama dia, saya gak mau," kata Misja.
Saat media inforealita mencoba menghubungi melalui pesan singkat kades untuk mengkonfirmasi hal tersebut, kades mengatakan, " Tadi ada pihak media 4 orang datang, klarifikasi masalah itu. Mungkin kalo sesama media tau. Mereka langsung ngobrol dengan saya . Oks? " .
Sunguh sangat disayangkan jawaban seorang pejabat publik, yang terkesan menyepelekan pertanyaan Awak Media yang mencoba mengkonfirmasi adanya hal tersebut, melalui pesan singkatnya, karena di nilai tidak profesional dan terkesan arogan. (Red)