BLT UMKM di Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parung Panjang Disunat Oknum.
BOGOR, INFO REALITA- Pemberitaan yang mencuat di media Sosial dan beberapa media masa, Terkait adanya oknum yang bermain dalam Pencairan dana bantuan untuk UMKM yang diterima warga desa Gintung Cilejet RT 06/RW 02 Kecamatan Parung Panjang, diduga ada pemotongan oleh kader desa.
Menurut keterangan dari keluarga penerima manfaat, dana bantuan UMKM yang seharusnya mereka terima sebesar Rp.2.400.000,- dipotong oleh bunda Ami tersebut sebesar Rp.500.000,- sehingga total yang diterima oleh KPM cuma Rp.1.900.000,- dan biaya tambahan sewaktu pengajuan sebesar Rp.20.000,-.
Masih menurut narasumber yang kami datangi, pemotongan sebesar Rp.500.000,- tersebut rinciannya antara lain Rp.50.000,- pas pengambilan bantuan, Rp.350.000,- untuk desa, dan Rp.100.000,- untuk bunda Ami plus Rp.20.000,- untuk biaya pengajuan. Ketika awak media ini mengkonfirmasi ke bunda Ami, bunda Ami langsung memberikan pernyataan bahwa yang memerintahkan pemotongan itu adalah bapak Atin yang menjabat sebagai Kaur Kesra di desa Gintung Cileujet. Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Terkait adanya para Oknum yang bermain bantuan sosial seperti UMKM dan bantuan sosial lainya mendapati sorotan dari berbagai pihak, salah satunya LSM Mitra Rakyat Bersatu (MRB) Kota Bogor, Jamal Nasir angkat bicara pada Media. (08-12-2020) dalam hal ini, Terkait Bansos, tidak jauh dari adanya praktek-praktek pungli/pemotongan, baik individu maupun kelompok, yang dijadikan proyek bancakan, seperti terkait bantuan sosial untuk mengintervensi orang-orang yang terdampak Covid- 19 bukan lagi rahasia umum, akan tetapi masyarakat arus bawah tidak punya pilihan dikarenakan keterbatasan dari berbagai aspek dan pada akhirnya pasrah dengan keadaan walaupun ada perlakuan tidak adil dan semena-mena.
Ini menunjukan bahwa Law Enforcement tidak berjalan sebagaimana mestinya dan juga fungsi Controlling dan preventif dari penegak hukum sangat lemah. Terbukti apa yang dilakukan Mensos meraup keuntungan di atas derita rakyat yang sedang lapar karena kesulitan ekonomi, maka di pusatnya saja uang negara dengan mudah dibobol dan secara otomatis kebawah nya akan longgar" ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bagaimana dengan di kota Bogor, "saya pikir tidak jauh berbeda hanya saja masyarakat tidak berani bicara. Kami dari MRB sebenarnya sedang melakukan investigasi terkait berbagai Bansos, dimana kami meminta data dari Kantor Pos, audensi dengan Dinsos dan juga melakukan klarifikasi kepada Kelurahan dan Kecamatan untuk mendapatkan informasi dan data yang valid sebagai bahan kajian kami untuk melakukan langkah berikutnya" Imbuhnya. (Red)