Aby : Pandji Buat Simpulan NU Muhammadiyah dan FPI Hanya Satu Sudut

JAKARTA, INFO RELITA- Ketua Umum Aliansi Pejuang Muda Indonesia (APMI), Aby Febriyanto Dunggio, menilai pernyataan Pandji Pragiwaksono, membuat kesimpulan dan membandingkan Nahdatul Ulama (NU), Muhamadiyah dengan Front Pembela Islam (FPI) hanya dari sudut pandang.

"Saudara Pandji membuat kesimpulan dan membandingkan NU, Muhammadiyah dan FPI hanya dari satu sudut pandang saja. NU dan Muhammadiyah juga selalu ada jika dibutuhkan, apalagi tentang menjaga NKRI," kata Aby melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (21/01/2021).

Hal tersebut di cuitan juga melalui akun Twitter @dunggio_aby pada Rabu (20/01). Dalam cuitannya Aby menambahkan, "Apakah FPI Seperti itu?"

Berikut pernyataan Pandji Pragiwaksono yang dimuat dalam pemberitaan media online, https://t.co/SjTwlRFMUQ

Seperti dikutip dari Fajar.co.id, Aktor dan komedian, Pandji Pragiwaksono menilai langkah pemerintah membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI), bukan langkah yang tepat. Sebab akan muncul para simpatisan FPI ini dengan bentukan ormas yang berbeda.

“Ngebubarin itu percuma, karena nanti akan ada yang lain lagi, Front Pejuang Islam atau lainnya. Nge bubarin percuma kaya nutup situs bokep, entar juga kebuka lagi ga ada ujungnya gitu,” ujar Pandji ketika berdiskusi secara virtual dengan dua mantan anggota FPI, seperti dilansir dari chanel YouTubenya, Rabu (20/1).

Pandji Pragiwaksono mengatakan, di masyarakat ada banyak para simpatisan FPI. Terlebih lagi di kalangan bawah. Itu karena FPI selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan. Menurut Pandji Pragiwaksono, pendapat itu dia dengar dari Sosiolog Thamrin Amal Tomagola.

“FPI itu dekat dengan masyarakat. ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012, kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, kemudian ga bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat. Dibikinin surat ke FPI, dibawa ke sekolah, itu anak bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujar Pandji.

Pandji melanjutkan, FPI terkenal dan disukai di masyarakat kalangan bawah ketika para elit dari ormas Islam besar, yakni Nahdaul Ulama (NU) dan Muhammadiyah jauh dari masyarakat.

“FPI itu hadir gara-gara dua ormas besar Islam (NU dan Muhamamdiya) jauh dari rakyat. Mereka elit-elit politik. Sementara FPI itu dekat. Kalau ada yang sakit, ada warga yang sakit mau berobat, ga punya duit, ke FPI, kadang-kadang FPI ngasih duit, kadang FPI ngasih surat. suratnya dibawa ke dokter jadi diterima,” ungkap Pandji.

Artikel ini telah tayang di situs website, https://fajar-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/fajar.co.id/2021/01/20/sebut-nu-dan-muhammadiyah-jauh-dari-masyarakat-pandji-pragiwaksono-fpi-selalu-ada-saat-dibutuhkan/amp/?usqp=mq331AQFKAGwASA%3D&amp_js_v=0.1#origin=https://www.google.com&cid=1&prerenderSize=1&visibilityState=visible&paddingTop=32&history=1&p2r=0&csi=1&storage=1&viewerUrl=https://www.google.com/amp/s/fajar.co.id/2021/01/20/sebut-nu-dan-muhammadiyah-jauh-dari-masyarakat-pandji-pragiwaksono-fpi-selalu-ada-saat-dibutuhkan/amp/&referrer=https://

Pemerintah resmi membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI) pada Rabu (30/12) lalu. Segala bentuk aktifitas FPI juga dilarang karena dianggap ilegal. (Red) 

Penulis: M. Andreas Pratama