Program Samisade Desa Batu Layang Kecamatan Cisarua Amburadul.


 


BOGOR, INFO REALITA- Pelaksanaan program pembangunan Samisade dari Bupati Bogor, Ade Yasin, yang sedang dikerjakan oleh beberapa Pemerintah Desa (Pemdes) di Kabupaten Bogor. 

Program bantuan keuangan pembangunan infrastruktur desa, sejatinya adalah untuk pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19. Sehingga perputaran uang dan ekonomi dari program yang terkenal dengan sebutan Samisade tersebut dapat dirasakan masyarakat Kabupaten dan jangan sampai dalam pengelolaan anggaran ada penyelewengan anggaran di kemudian hari hingga kepala desa berurusan dengan hukum.

Dalam giatan ini (TPK) dan Kepala Desa (Kades) dalam melaksanakan kegiatan program tersebut, tidak sesuai dengan sumbang saran dan arahan dari Pemerintah Kabupaten Bogor. dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan, melakukan kerjasama 

Ke- PT PPE Prayoga demi meningkatkan mutu dan kwalitas Pekerjaan. 

Namun seolah Himbauan dari pemerintah daerah itu tidak semua diikuti oleh pihak desa salah satunya, Desa Batu Layang Kecamatan Cisarua Kabupatennya Bogor, dengan  menggunakan potensi lokal, yang  diduga pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai Spek. 

Saat tim investigasi turun ke lokasi tidak melihat adanya pemasangan papan Proyek sebagai Keterbukaan Informasi  Publik, Berapa nilainya berapa volumenya untuk program Samisade bersumber dari APBD. 

Saat di jumpai tim media IR  Kepala Desa H. Iwan, " Yang saat itu sedang melakukan Monitoring pelaksanaan kegiatan, mengatakan, " tekait, pengecoran, kami melakukan  sendiri kami selalu melakukan koordinasi dengan pihak Kecamata dan PUPR, pengecoran yang kami lakukan dengan menggunakan Molen punya warga setempat. 

Kemudian terkait pembelanjaan levaransir, kenapa tidak menggunakan Prayoga, karena tidak ada pihak manapun yang menawarkan ke kami, jadi kami berbelanja levaransir sendiri. Selain itu akses jalan Mobilisasi nya pun sulit ditempuh. Jadi kita mengunakan potensi yang ada ujar Kades. 

'" Lebih lanjut ia mengatakan Awal program Samisade, kita mengajukan jalan 2 titik dengan nilai anggaran Rp 850 Juta, kemudian jembatan senilai Rp150 juta, karena anggaran untuk jembatan tidak akan mencukupi, jadi hanya jalan yang di Acc sedangkan untuk jembatanya tidak di Acc, kata Kades. 

Kades juga menjelaskan Aggaran senilai Rp 850 juta, untuk peningkatan jalan kebutuhan masyarakat tidak dipihak ke-3 kan, kita lakukan Swadaya masyarakat, sebanyak 64 orang perharinya untuk tukang kita pakai, 3 orang tukang perhari Rp 130 kemudian untuk pekerjaan sebanyak 31 orang perhari Rp 100. Sementara saat disinggung terkait dugaan tidak sesuai standarisasi untuk jalan karena campuran betonisasi dan pengunaan pelastik hanya di pinggiran saja seolah asal jadi. 

Kades menjelaskan Pekerjaan terkait beton kita lakukan dengan menggunakan pasir dari Cianjur dan wermes 30 lembar sedangkan penggunaan plastik kenapa hanya dipingiran saja, itu sudah sesuai RAB dan progres sudah berjalan hampir 70 persen, karena sudah berjalan satu minggu.dan sudah sesuai arahan tehnis dari Dinas PUPR" ujar kades. (tim)