Diduga Tim Monitoring di Wilayah Tutup Mata Terkait Pengkolektifan Kartu KKS- KPM.



BOGOR, INFO REALITA - Pandemi Covid-19 belum berakhir. Dalam upaya penyelamatan terhadap perekonomian, pemerintah menjalankan program Jaring Pengaman Sosial, salah satunya Bantuan Sosial Pangan (BSP) Atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang disalurkan oleh Kementerian Sosial . 

Artinya, penerima program Kartu Sembako akan menerima dana tambahan untuk periode 14 bulan dengan besaran manfaat Rp 200.000 per bulan.

Namun dalam program Ini tidak luput dari incaran para oknum yang memanfaatkan momen tersebut untuk meraup keuntungan, baik secara individu, maupun secara Konspirasi saat penyaluran Program Sembako berjalan.

Kasusnya pun beragam mulai dari pengkolektifan kartu KKS yang dilakukan oleh Agen e-warong untuk menarik saldo KPM terlebih dahulu dengan melibatkan ketua RT yang berperan melancarkan aksi tersebut.

Seperti hal nya yang terjadi di Desa Bojong Kecamatan Kemang kabupaten Bogor, Jawa Barat diperkuat dengan adanya laporan dari salah satu Keluarga Penerima Manfaat, (KPM) yang tidak bersedia menyebutkan namanya, mengatakan, " 

Saat penyaluran BPNT pihak RT RW setempat meminta uang kolektif dari para KPM untuk diberikan ke-pihak Agen Mandiri Nunung, denga alasan oprasional dan angkut barang" Ujarnya. 

Padahal Agen Ewarung Mandiri , Enung lokasinya dekat Kantor desa Bojong. Saat dijumpai di rumahnya Agen Nung. Jumat (17/09/2021)  membenarkan adanya pengkolektifan kartu KPM dengan alasan untuk sekedar pengecekan saldo, dengan jumlah 180 KPM karena saldo belum masuk semua, jadi untuk memastikan bahwa saldo KPM sudah masuk saya hanya melakukan pengecekan saldo, itu aja ko, bukan ambil saldo KPM duluan. Karena saya belanja tidak menggunkan uang KPM, barang dulu datang dari suppliyer sesuai PO dari UD. Dani, setelah semua tersalurkan, baru saya bayarkan melalui transfer antar Bank" Kata Dia. 

Sementara saat di tanya ada uang yang dipungut dari KPM yang dikolektifkan oleh RT dan  RW diserahkan ke-agen, Nunung  mengatakan, saya tidak tahu menahu terkait hal itu, memang pernah sih saya denger dari salah satu warga, tapi itupun tahu benar atau tidaknya saya tidak tahu  kalau ada uang yang di kolektif kan ke RT/RW dibagi dengan pihak desa, kalau saya sama sekali gak terima" Enung menambahkan. 

Dan terkait adanya sembako KPM yang dititipkan itupun ada alasannya karena sesuai permintaan para KPM, selain menghindari PPKM dimasa covid, KPM supaya agar tidak repot, apa lagi yang sudah sepuh (tua) harus bawa sembako, seperti Beras, kacang ijo, kentang, Telur dan buah 5, dan RT/RW berinisiatif untuk di titipkan di RT, belum lagi jarak tempuhnya cukup jauh, jadi KPM menginginkan agar pembagian sembako di kolektif saja di RT,  dan warga pun memberikan dengan sukarela tidak disama ratakan semua bahkan kalau yang gak punya pun gak ngasih juga tidak apa-apa kata pak RT. "Pungkasnya.

Saat di hubung Eneng selaku Kasie Kesra Desa Bojong tidak bersedia memberikan stactemen apapun. Lalu bagaimana dengan tugas Kades, TKSK Dan Camat Hingga hal ini terjadi, diduga hal ini menjadi pembiaran. (Red)