Krisis Ekonomi Sebagai Akar Masalah Terjadinya Gizi Buruk
BOGOR INFO REALITA - Akar masalah yang menjadi sektor hulunya adalah krisis ekonomi dan politik. Jika kebijakan politik baik di level nasional ataupun daerah jika tidak berwawasan gizi tentu ini akan berdampak buruk.
Selain itu masalah krisis ekonomi seolah menjadi lingkaran setan yang mengancam terhadap masalah gizi dan pangan.
Sebagai contoh suatu daerah arah kebijakannya hanya fokus pada pembangunan, infrastruktur gedung-gedung, pagar perkantoran mempercantik ibu kota daerah tersebut, sehingga anggaran kecil untuk sektor lain.
Hal ini akan melahirkan masalah yang akan menjadi penyebab utama masalah gizi yaitu kerawanan pangan, kemiskinan, dan masalah rendahnya pendidikan.terutama Bagi warga yang tinggal di pelosok desa dan masih jauh dari kata sejahtera, karena masih ada yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Seperti halnya kehidupan warga, kurang mampu/miskin adalah pasangan suami istri, Isnen dan Lina,warga Kampung Totopong RT01-RW01. Desa Cipicung Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor Jawa Barat. Memiliki 5 anak yang masih kecil, bahkan bayi mereka diduga mengalami Gizi buruk.
Selain itu rumah yang mereka tempati tidak layak huni jauh dari kata sehat, selain itu kondisi rumah yang nyaris roboh, dengan luas dua setengah kali empat meter tersebut tanpa adanya dapur dan kamar mandi. dengan kondisi 5 anak yang masih kecil.
Bahkan yang lebih memperihatinkan anak ke 5 dari pasangan suami istri ini diduga mengalami Gizi Buruk akibat ke- kurang asupan Gizi yang seimbang sehingga mempengaruhi tumbuh kembang anak di usia masa pertumbuhan yang saat ini berusia 5 bulan dengan berat badan 3 kg.
Ketika ditemui awak media (23/09/2022) Isnen menuturkan," Kemarin pun ada petugas dari puskesmas yang datang, di dampingi orang Desa, dan memeriksa bayi saya, mereka juga bawa beras, kacang hijau, telur, dan hasil pemeriksaan dokter puskesmas terindikasi bayi kami stunting.
Lebih lanjut, ia Juga mengatakan," Terkait kondisi rumah saya, dulu saya sempat dapat bantuan RTLH. Berupa barang sepeti, beberapa asbes, semen 10 sak, kemudian sedikit kayu kaso bengkok, dan pasir 1O karung. itu saja pak. adapun batako saya sudah punya sendiri hasil nabung sedikit demi sedikit dari hasil jualan, " pungkasnya. (Red)